Begitu mudahnya kita menghakimi teman kita, kawan kita, bahkan Hamba Tuhan kita. Saat Hamba Tuhan berkhotbah, dan khotbahnya terasa kurang tepat atau kurang bagus penyampaiannya, dengan sekejap dalam hati kita mulai tumbuh tunas penghakiman.
Meskipun Yesus telah memperingatkan kepada kita tentang " melihat selumbar di mata saudaramu"... tetap saja tunas penghakiman itu mudah tumbuh dengan leluasa bak jamur di musim hujan. Mengapa????.....
Karena dosa keturunan; akibat Adam dan Hawa makan buah "pengetahuan yang baik dan buruk" menjadikan mereka hakim-hakim kecil bagi sesama mereka. Wah.....bagaimana kita bisa melepaskan diri dari kutuk ini ?....
Yesus berkata ": Akulah pokok anggur dan kamulah carangnya. Tinggallah di dalam Aku, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa".... bahkan terhadap kutuk penghakiman ini.
Paulus menulis dalam Roma 2 demikian :
(1) Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau,
yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam
menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi
orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
Jangan lagi ada even penghakiman, dan ketika "tunas penghakiman" itu tumbuh dalam hati kita, mari kita datang kepada Pokok Anggur Kita, kita serahkan even penghakiman itu kepada DIA, karena hanya DIA yang berhak menghakimi orang menurut perbuatannya. Dan yang paling indah bagian kita adalah DIA, DIA tetap bersama dengan kita.
Amin.