Sejak tahun 2000 setelah kelulusanku dari S1 Keperawatan di Bandung aku mulai terkena rhinitis alergi, yakni pilek / flu karena alergi, biasanya terjadi saat pagi hari, kemudian hilang saat siang. Aku berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam katanya zat-zat kimia di Bandung membuat saluran pernafasanku berubah demikian.
Pada tahun 2009 sebelum kepindahanku ke Batu, aku mengalami sakit Asthma, rupanya alergi mulai turun ke saluran pernafasan bawah. Aku seringkali terbangun di malam hari karena sesak, setelah bangun dan duduk atau berjalan sesaat sesakku hilang, ganti batuk kecil-kecil. Dan itu sering terjadi.
Saat puasa 15 hariku sebelum kepindahanku ke Batu, aku tidak pernah sesak. Kemudian setelah kepindahanku ke Sengkaling Malang di rumah tinggalku dekat Batu (udara jauh lebih dingin daripada Kediri) kembali Asthmaku sering kambuh. Aku merasakan dorongan Tuhan untuk berpuasa selama 3 hari. Pagi dan siang aku hanya minum, makan pada sore hari. Pada hari ketiga puasaku Asthmaku lenyap, Haleluyah, aku merasa disembuhkan oleh Tuhan.
Dua tahun kemudian, yakni Bulan Juli 2011, aku bekerja part time di Batu 3 hari dan di Kediri (STIKes) tiga hari. Suasana kerja yang baru, yang tidak sama dengan dahulu ketika aku pernah bekerja di situ sebelumnya. Aku selalu mencoba melindungi pikiranku dengan sangat. Aku antipati , waspada dengan dunia. Tiba-tiba asthmaku kambuh. Aku merasa heran, sudah disembuhkan oleh Tuhan, tapi sekarang penyakitku datang lagi. Aku terus bertanya "kenapa Tuhan?".
Suatu malam di Bulan Agustus 2011, aku lupa tanggalnya....aku sendirian di Sengkaling. Sekitar jam 1 pagi aku terbangun karena sesakku, dan itu sangat berat. Sehari sebelumnya aku minta obat alergi, namun aku merasa Tuhan tidak ijinkan aku memakainya. Malam itu aku mulai berpikir aku harus ke rumah sakit, tapi pikirku aku bisa pingsan di jalan (jarak 15-20 mnt) dengan sepeda motor. Sebenarnya ada obat alergi yang aku dapatkan, tetapi aku tidak meminumnya dan memutuskan untuk mencari penyebabnya. Aku mulai berdoa " kenapa Tuhan?".
Kemudian Roh Kudus mengingatkan aku tentang reff pujian dari GMB ..."tinggikan Diri-Mu, mengatasi langit....Kemuliaan-Mu mengatasi bumi..." Kemudian aku menyanyikannya berulang-ulang. Beberapa saat kemudian sesakku reda. Jam 2, aku mengantuk dan kuputuskan untuk tidur lagi (biasanya aku takut tidur, karena jika berbaring sesakku kembali semakin berat).
Jam 4 pagi aku bangun dan heran...sesakku lenyap tanpa obat...tinggal batuk kecil-kecil. Sejak saat itu asthmaku hilang....tiap malam tidak ada lagi sesak. dan jika sesak sedikit kembali aku memohon kepada Tuhan...... "tinggikan Diri-Mu, mengatasi langit....Kemuliaan-Mu mengatasi bumi......."
Kemudian Roh Kudus mengingatkan aku tentang reff pujian dari GMB ..."tinggikan Diri-Mu, mengatasi langit....Kemuliaan-Mu mengatasi bumi..." Kemudian aku menyanyikannya berulang-ulang. Beberapa saat kemudian sesakku reda. Jam 2, aku mengantuk dan kuputuskan untuk tidur lagi (biasanya aku takut tidur, karena jika berbaring sesakku kembali semakin berat).
Jam 4 pagi aku bangun dan heran...sesakku lenyap tanpa obat...tinggal batuk kecil-kecil. Sejak saat itu asthmaku hilang....tiap malam tidak ada lagi sesak. dan jika sesak sedikit kembali aku memohon kepada Tuhan...... "tinggikan Diri-Mu, mengatasi langit....Kemuliaan-Mu mengatasi bumi......."
Pujian itu berasal dari Mazmur 57. Aku mendapat pengertian baru : yang dimaksud langit dan bumi bukan langit yang di atas kepala kita, dan bumi bukan yang kita injak dengan kaki kita. Tetapi semua yang kita pikirkan yakni angan-angan kita, cita-cita kita, harapan-harapan kita, ide-ide kita, itulah langit-langit kehidupan kita. Dan bumi ialah apa yang sedang kita alami saat ini ; pekerjaan kita, tugas-tugas kita, kesulitan-kesulitan kita, masalah-masalah kita. DIA mau langit dan bumi kehidupan kita diliputi oleh Kemuliaan-Nya.
Raja Daud, dia yang seorang raja, kurang kemuliaan apa sehingga dia berdoa kepada Tuhan dalam Mazmur 115:1. "Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!" Jika langit dan bumi kehidupan kita dipenuhi Kemuliaan Tuhan, bukan kita, bukan kepandaian kita, bukan harta kita, bukan segala usaha dan perbuatan kita, bukan tingkat pendidikan atau status kita tetapi DIA lah yang layak mendapatkan kemulian.
Kemuliaan Tuhan artinya : "Tuhan yang dimuliakan". Amin.
Kemuliaan Tuhan artinya : "Tuhan yang dimuliakan". Amin.
TINGGIKAN DIRI-MU
by GMB
by GMB
KU BERSYUKUR PADA-MU TUHAN
ATAS KASIH-MU
KU BERMAZMUR BAGI NAMA-MU YANG KUDUS
S’BAB ENGKAU KEBENARANKU
PADA-MU KU PERCAYA
BETAPA MULIANYA TUHANKU
KU RINDU MENYATAKAN
Reff :
TINGGIKAN DIRI-MU MENGATASI LANGIT
KEBESARAN-MU TUHAN MENGATASI BUMI
TINGGIKAN DIRI-MU MENGATASI LANGIT
KEMULIAAN-MU TUHAN MENGATASI BUMI
Songwriters : Joseph S. Djafar & Jonathan Prawira