Kita masih berbuat dosa karena sering kali kita terpesona dengan sesuatu dari dunia ini.
Mirip dengan Hawa, yang terpesona melihat eloknya buah pengetahuan yang baik dan buruk. Saat melihat buah itu, dia tidak melihat hal yang lain yang lebih elok dari buah itu yaitu Tuhan sendiri. Tuhan memang sedang tidak menampakkan diri kepada Hawa saat peristiwa itu, karena memang Tuhan memberi "kehendak bebas" kepada manusia. Perintah-Nya sudah jelas yakni mengusahakan dengan baik seluruh Taman Eden. Dan jangan memakan 1 buah itu saja yakni buah pengetahuan yang baik dan jahat.
Kematiah Yesus di kayu salib mengembalikan situasi ini. Dengan darah-Nya, kita dikembalikan kepada keelokan yang sejati, yakni Persekutuan dengan Dia. Kita boleh kembali menikmatinya, dan memang ketika kita datang kepada-Nya, Dia jauh lebih elok dibanding semua yang ada di dunia ini. Semua kemuliaan dunia ini pudar di hadapan tahta-Nya.
Ketika kita datang kepada-Nya, maka kita percaya kepada-Nya. Ketika kita percaya kepada-Nya, kita percaya juga bahwa Dia sudah menebus segala dosa dan kenajisan kita di kayu salib, karena tidak mungkin kita membayar kenajisan kita dengan diri kita sendiri atau segala perbuatan amal baik kita, karena kita ini najis adanya. Hanya dengan penebusan dari Dia, kita mendapatkan kembali kekudusan kita.
Jadi saat kita datang kepada-Nya, maka Kuasa Darah-Nya itu menerpa kita, melayakkan kita, dan kita boleh menikmati keelokan yang sejati dari Dia yakni Dia sendiri. Betapa itu sangat berharga bagi kehidupan kita. Dan dunia, di manakah dia sekarang....? Itulah sebabnya Dia mengatakan bahwa anak-anak-Nya mengalahkan dunia ini.
No comments:
Post a Comment