Sabtu, 11 Juni 2011
Bapa Yang Baik
oleh Givingmyheart....Ya Bapa, biarlah yang membaca kesaksianku ini, mereka boleh mendapatkan berkat-berkat-Mu yang melimpah. Nyatakan kepada mereka bahwa Engkau sungguh ada dan nyata bagi mereka. Biarlah kasih karunia-Mu yang ajaib tercurah bagi mereka. Amin.
ADUH PAK, TOLONG KEPALAKU SAKIT SEKALI...........
Pada waktu itu saya sedang bekerja di Rumah Sakit saya yang pertama, saya bekerja di Paviliun II, ketika saya dalam masa orientasi setelah menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan.Pada saat jam istirahat tiba-tiba hati saya rindu sekali kepada pimpinan Tuhan, saya berdoa " Tuhan sudah lama Engkau tidak memimpinku, tolong aku pimpin aku". Lalu aku merasa Tuhan berbicara kuat di dalam hati saya " berjalanlan ke Isolasi II" namun saya menjawab " tidak Tuhan, aku mau ke kamar I" karena kebiasaanku berkeliling melihat pasien dimulai dari kamar I. Kembali dengan kuat Dia berkata " berjalanlah ke Isolasi II" lalu jawabku "baiklah Tuhan" .Aku berjalan ke Ruang Isolasi II, apa yang terjadi ....seorang pasien sedang menyeringai wajahnya nampak kesakitan ..." aduh Pak, tolong kepalaku sakit sekali.." Lalu aku bergegas mengambilkan obat untuk bapak tadi... Puji Tuhan, Tuhan membawaku tepat pada waktunya untuk menolong pasien. Aku sedikit protes kepada Tuhan, mengapa aku harus melakukan ini semua, mengapa aku tidak jadi pemberita injil saja (tentu saja dalam pimpinan-Nya?). Aku tidak mengerti bahwa Dia menghendaki persekutuan / pergaulan yang erat dengan kita apapun profesi atau pekerjaan kita. Kita berhak mendapatkannya.
PINDAH KERJA PERTAMAKU....
Pada waktu itu aku sedang bekerja di rumah sakitku yang pertama. Aku dipindahtugaskan dari STIKES ke bagian Diklat, tugasku membuat proposal-proposal diklat untuk dilaksanakan dan pelatihan-pelatihan selanjutnya. Aku merasa boring, stagnan, merasa tidak mengalami pertumbuhan. Aku ingat masa-masa yang lalu begitu pesat pertumbuhan rohaniku. Lalu aku mulai berpikir untuk berhenti bekerja ; aku merasa harus melepaskan semua, dan belajar bergantung penuh kepada Tuhan.
Aku mulai berdoa ; Tuhan apakah aku harus pergi....Aku sangat gelisah, cemas, kalau keluar aku akan kerja dimana? Tapi aku bertekad aku mau bergantung penuh kepada Tuhan. Lalu berdoa dan berpuasa. Aku merasa banyak Firman Tuhan menguatkanku. Salah satu Nas Alkitab menguatkan aku : " ... yang begini ini belum pernah terjadi....." akhirnya aku harus memutuskan untuk resign, aku tidak takut lagi. Biasanya orang resign karena alasan-alasan tertentu misal pindah rumah, diterima PNS, ikut suami, dsb. Tetapi alasan resign saya adalah " Saya memiliki visi yang baru".
Saudaraku, jangan mencoba seperti yang saya lakukan kalau benar-benar tidak ada pernyataan Tuhan. Anda akan menyesal.
Saudaraku, jangan mencoba seperti yang saya lakukan kalau benar-benar tidak ada pernyataan Tuhan. Anda akan menyesal.
Ada kejadian lain : nenek istri saya yang post stroke tiba-tiba tidak sadar dari siang sampai malam. Kami sudah siap dengan segala yang buruk. Tetapi tiba-tiba malam pukul 21.30 beliau sadar, lalu mencari saya (padahal beliau tidak dekat dengan saya) dia katakan "...kamu pindahlah ke Batu nanti uangmu pasti banyak.." saya hanya tersenyum sambil berkata "kok embah tahu?" lalu beliau menjawab " udah to, pindahlah ke Batu. Saya hanya menyimpan dalam hati, dalam hati saya tertawa.
Ada gambaran dalam hati saya Rumah Sakit di Batu ini seperti kerajaann kecil yang terang-benderang di dalamnya. Saya tidak tahu maksudnya apa. Lalu saya mengatakan kepada mertua saya "Ibu, saya memang senang dengan rumah sakit itu" lalu ibu menjawab " ya sudah kamu sms apa telepon direkturnya" saya memang memiliki nomor telepon Beliau. Tetapi saya menjawab " Ibu, saya tidak akan sms, tidak akan telepon, tidak akan kirim lamaran atau datang ke sana. Jika Tuhan menyuruh bekerja di sana pasti saya akan dipanggil." Jawaban saya sepertinya tidak masuk akal.
Tiga hari setelah surat pengunduran diri saya ajukan, Direktur RS yang di Batu itu sms saya ingin bertemu saya. Beliau bertanya " kami dengar Anda mau keluar, bagaimana kalau ke Batu? Dalam hati saya ini ajaib, benarkah saya harus bekerja di sana? Saya katakan kepada Beliau " Saya sudah mengundurkan diri Dok, tetapi saya akan berdoa apakah benar saya harus ke Batu".
Oleh karena seluruh pihak keluarga baik dari saya maupun istri saya mendorong saya untuk pergi ke Batu. Tuhan memberi penguatan firman dalam Alkitab bahwa saya harus memberikan damai sejah tera kepada semuanya......jadi saya putuskan untuk bekerja di Rumah Sakit kedua saya itu. Itupun setelah 3 hari setelah saya keluar dari rumah sakit saya yang pertama, baru kemudian saya menghubungi Direktur di Batu.
Oleh karena seluruh pihak keluarga baik dari saya maupun istri saya mendorong saya untuk pergi ke Batu. Tuhan memberi penguatan firman dalam Alkitab bahwa saya harus memberikan damai sejah tera kepada semuanya......jadi saya putuskan untuk bekerja di Rumah Sakit kedua saya itu. Itupun setelah 3 hari setelah saya keluar dari rumah sakit saya yang pertama, baru kemudian saya menghubungi Direktur di Batu.
MASA AWAL DI BATU.......
Pada masa awal di Batu saya mulai sibuk mencari tempat tinggal kesana kemari, mencari kontrakan, perumahan baru (KPR) seolah-olah saya akan terus di sana. Sampai 2 minggu saya tidak mendapatkan yang tepat lalu saya merasakan capek dan stress berat. Tiba-tiba dalam kondisi stress itu saya merasa Tuhan berbicara dalam hati saya "Kamu tahukan sekarang, Akulah yang membuatmu bahagia" ...... jadi bukan segala situasi yang saya alami....... Saya tertegun; selama ini saya bukan apa-apa, oleh karena pernyataan itu saya tertantang untuk terus mencari Dia. Kemudian kami tinggal dalam rumah kontrakan beberapa jarak rumah dari rumah Kakak istri saya di perumahan di Sengkaling Malang.
Dan ternyata ada badai yang begitu menyita perhatian keluarga. Kakak kami terlilit hutang yang parah karena bisnisnya, lalu untuk menutup hutangnya mereka harus menjual rumahnya. Kami disuruh membeli dengan perantaraan kredit rumah dari bank. Nah...mungkin ini juga rencana Tuhan mengapa kami tidak boleh membeli rumah .....yaitu kami harus menolong kakak kami.
KARYA DI RS. BATU....
Setelah bekerja di Rumah Sakit. ini saya merasakan Firman Tuhan diberitakan sangat kuat di sana, lebih dari rumah sakit saya yang pertama. Saya baru sadar itu artinya kerajaan kecil yang terang benderang di dalamnya, lalu mengapa yang luar tidak seterang dalamnya; ternyata ada masalah dalam pemasaran; sekarang sudah lebih diperbaiki.
Tuhan membuat saya kagum sekaligus bersyukur. Program Asuhan Keperawatan dengan komputer yang hanya saya impikan di Rumah Sakit saya yang pertama dapat saya wujudkan di Batu bahkan sudah diikuti oleh kasir untuk bilingnya.
Kemudian Keperawatan Primer bisa dilakukan, dan yang terakhir yang pernah saya impikan yakni Penilaian Kinerja Pegawai menurut kompetensi masing-masing profesi juga terwujud. Semua karena Tuhan. Saya juga mengalami dengan nyata bagaimana Komite Keperawatan yang sesungguhnya meskipun berjalan dengan sangat sulit.
Kemudian Keperawatan Primer bisa dilakukan, dan yang terakhir yang pernah saya impikan yakni Penilaian Kinerja Pegawai menurut kompetensi masing-masing profesi juga terwujud. Semua karena Tuhan. Saya juga mengalami dengan nyata bagaimana Komite Keperawatan yang sesungguhnya meskipun berjalan dengan sangat sulit.
TUHAN, BIMBINGLAH AKU....
Ada beberapa kejadian yang membuat saya .........saya tidak bisa mengatakannya selain syukur.Suatu saat saya sedang dinas menjadi supervisor, waktu itu dinas malam saya jaga di kantor perawatan. Tiba-tiba jam 3 malam saya merasa didorong Tuhan untuk berjalan ke lantai III kelas 3, saya tidak tahu ada apa. Saya lihat yang sedang jaga satu perawat sedang siap-siap untuk istirahat. Kemudian saya berjalan keliling melihat pasien-pasien yang sedang tidur. Apa yang terjadi .....ada satu pasien yang kamarnya dekat dengan kantor perawat infusnya sudah "habis" artinya kosong, udara sudah mau sampai ke tangan pasien. Dalam hati saya hanya berucap " Engkau baik Tuhan"......kemudian saya memberitahukan kepada perawat. Dia mengatakan telah dicek dan infus masih banyak. Saya tidak memarahi dia karena saya lihat dari wajahnya yang sudah menampilkan rasa bersalahnya......
Suatu kali dinas Sore menjadi supervisor saya merasa dibimbing untuk berjalan naik ke lantai III kelas 2. Perawat sedang duduk di Nurse Station, kemudian saya menecek pasien dan masuk ruang isolasi A ; ada pasien wanita tua sedang mengalami distress nafas, nafas cepat mungkin sampai 35 X/mnt..Perawat tidak memahaminya. Saya menanyakan tekanan darahnya berapa ternyata hampir syok. Sekali lagi saya terheran kepada Tuhan. Lalu saya instruksikan untuk memindahkan pasien ke ICU. Saya memberi bantuan nafas, pasien kami dorong dengan tempat tidurnya ke ICU. Sesampai di ICU pasien mulai berhenti nafas, kemudian dilakukan resusitasi, dan berhasil. Puji Tuhan, andai pasien tetap di ruang rawat inap dengan alat-alat sangat terbatas akan lebih sulit kemungkinan untuk berhasil.
Pada suatu sore saya merasa dibimbing berjalan ke lantai III kelas 3, perawat seedang sibuk melakukan resusitasi. Kacau sekali kondisinya. Mana memasang alat bantu nafas tidak tepat, alat tidak ready, dsb. Pasien akhirnya meninggal. Perawat merasa bersalah, ini perawat yang sebelumnya saya ajak mendorong pasien ke ICU. Dia mengatakan sebelumnya pasien tidak apa-apa lalu tiba-tiba memburuk. Saya menduga kemungkinan serangan jantung. Kelihatannya ini bukan happy ending, tetapi beberapa waktu lalu Tuhan menyatakan kejadian inilah yang memicu kami mengadakan pelatihan BLS total. Semua perawat dituntut wajib dapat menggunakan alat bantu nafas dan kompresi dada dengan benar. Puji Tuhan, pelatihan itu yang mendorong dan mengadakan Tuhan sendiri, bukan kami.
IBU TERCINTA........
Waktu di Rumah Sakit saya yang kedua, saya sedang jaga IGD pagi. Sudah 2 minggu saya tidak pulang, juga tidak telepon rumah di Kediri. Kemudian masuk IGD dr. N.W, Spesialis Saraf datang ke IGD setelah selesai memeriksa pasien di Poliklinik. Dia menunjuk saya katanya " kamu tidak pulang ke Kediri?" saya jawab " ya Dok, biasanya seminggu sekali. Saya merasa ada yang aneh dengan teguran dokter tadi, tiba-tiba saya tersentak dalam hati saya" telepon ibu sekarang".
Lalu saya lari keluar IGD mencari sinyal terus telepon ibu " Ibu, ibu tidak apa-apa?" Ibu saya sedang menangis tersedu-sedu, ia menjawab " Oalah le (Nak), Ibu mau makan ini ingat kamu, kamu kok langsung telepon ibu" ibu saya sangat heran, (sampai sekarang). Lalu saya katakan kepada Ibu " Ibu, Tuhan menyuruh aku telepon ibu." Tuhan sudah memakai seorang dokter untuk menegor saya.
Lalu saya lari keluar IGD mencari sinyal terus telepon ibu " Ibu, ibu tidak apa-apa?" Ibu saya sedang menangis tersedu-sedu, ia menjawab " Oalah le (Nak), Ibu mau makan ini ingat kamu, kamu kok langsung telepon ibu" ibu saya sangat heran, (sampai sekarang). Lalu saya katakan kepada Ibu " Ibu, Tuhan menyuruh aku telepon ibu." Tuhan sudah memakai seorang dokter untuk menegor saya.
IBUKU SAKIT JANTUNG. ....
Beberapa lama setelah aku kerja di Rumah Sakitku yang kedua, ibuku mengalami sakit jantung koroner dan harus dirawat di ruang ICU Rumah Sakitku yang pertama di Kota Kediri. Kemudian saya minta ijin cuti untuk menjaga ibu. Waktu itu aku melihat ibu kesakitan, kasihan sekali. Dia katakan sakit sambil memegangi dadanya. Saya bertanya kepada suster mengapa tidak diberi obat injeksi (maksud saya morphine)? Mereka mengatakan harus menunggu 1 jam lagi karena obat oral sudah diberikan. Katanya protapnya memang seperti itu. Aku begitu cemas, harus melihat ibu kesakitan selama 1 jam? bagaimana mungkin? Pasti ada jalan keluar pikirku. Dalam kepalaku adalah "ke atas artinya berdoa" itu satu-satunya jalan keluar. Lalu aku masuk ICU aku dekati ibu. "Ibu piye ?" dia katakan " lara " sambil memegang dadanya. " Ayo bu, kita berdoa" ibu aku peluk, aku tidak bisa mengatakan apa-apa kepada Tuhan, aku hanya menjerit " Tuhan..." hatiku sangat sedih. Lalu tiba-tiba aku merasakan kuasa-Nya (dalam hatiku ini Kuasa Darah Yesus). Aku juga ingat kata alkitab ...Roh membantu kita dalam kelemahan kita... Lalu aku lepaskan pelukanku kepada ibu. Aku melihat ibu sudah tidak kesakitan lagi. Aku tanya " Ibu piye?" dia menjawab " wis gak lara / sudah tidak sakit" aku heran. Lalu aku tanya lagi " Sama sekali bu?" ibu menjawab " blas (artinya tidak sakit sama sekali). Ajaib Tuhan. Bisanya nyeri yang sembuh karena obat akan berkurang bertahap, tetapi ini sama sekali tidak ada. Saya tanya berulang-ulang pada ibu " sama sekali nggak nyeri sedikitpun?" kembali ibu menjawab " blas...." sambil menggeleng kepala. Saya jadi tahu bahwa Allah tidak pernah kekurangan mujizat-Nya.
Beberapa waktu kemudian ibu saya dipindahkan ke ruang rawat inap biasa : tempatnya di depan ICU di Rumah Sakit saya yang pertama. Waktu itu ibu saya tinggal, malam saya pulang untuk istirahat di rumah. Pagi sekitar jam 4 atau 4.30 saya merasa saya harus lihat ibu. Lalu saya ke rumah sakit melihat ibu. Ibu saya tiba-tiba mengatakan " le...dadaku kok krasa arep lara / Nak, dadaku kok terasa akan sakit" lalu aku katakan " ayo bu kita berdoa" lalu kami berdoa kepada Tuhan" Tuhan tolong...dst." Tiba-tiba ada gambaran dalam hati saya ada jaring yang terlepas dari koroner ibu. Lalu saya buka mata dan bertanya " ibu gimana?" ibu menjawab " wis gak sida lara / sudah nggak jadi sakit" Uhuiii...Tuhan ajaib, itu terus menguatkan saya, Tuhan sanggup jaga ibu saya.
TERTIMPA KASIH KARUNIA SEGEDE BULAN............
Oleh banyaknya pengalaman mujizat saya sering menggeser diri merasa lebih baik dari orang lain. Tetapi dengan jelas Firman Tuhan berkata Barang siapa meninggikan diri dia akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan diri dia akan ditinggikan. Firman ini sangat kuat bagi saya, saya sangat takut, suatu saat saya akan direndahkan..... Lalu saya berusaha untuk rendah hati bagaimanapun caranya...... Saya merasa ada hal yang tidak beres dalam diri saya. Lalu saya berpikir " aku harus datang kepada Hamba Tuhan supaya saya tetap dalam "Kasih Karunia".
Aku datang kepada 2 hamba Tuhan di Rumah Sakitku yang kedua. Aku menceritakan pengalaman-pengalamanku lalu aku katakan" tolong aku Pak, aku tidak ingin keluar dari Kasih Karunia aku takut aku akan sombong (padahal sudah sering sombong), atau mungkin hidup seenaknya". Lalu tiba-tiba mereka mengatakan " Pak kita ini hanya makhluk", intinya kita ini eksis, itu semua karena "Kasih Karunia". Lalu ada kata-kata yang membuat saya sembuh " Pak, bahkan untuk rendah hatipun kita perlu "Kasih Karunia". Puji Tuhan...saya merasa tertimpa Kasih Karunia segede bulan. Lalu saya berkata kepada mereka " Justru untuk itulah Pak saya datang kepada Bapak, supaya ada saudara yang berdoa untuk saya, saya tidak dapat berbuat apa-apa". Kemudian mereka berdua berdoa untuk saya,....Puji Tuhan...saya pulang dengan diri saya yang baru. Ternyata selama ini saya menyimpan satu hal yang menghalangi Kasih Karunia....dan saya dilepaskan.
Saudaraku, betapa pentingnya saudara seiman. Yesus berkata dalam Injil Yohanes
13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;
13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Kaki kita seringkali kotor karena kotoran / kenajisan dunia ini. Kita wajib saling membasuh kaki kita.
Derek Prince mengatakan bahwa ada bagian tubuh kita yang tidak terlindungi saat kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, yakni punggung kita. Dan siapakah yang akan menjaganya, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah Saudara-Saudara kita seiman.
Yakobus menyatakan implikasi yang sangat baik dalam membasuh kaki demikian : Yakobus 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Haleluyah. Anda berada dalam keterikatan? Kenajisan tersembunyi? Datanglah kepada saudaramu!!!!!! Doanya yang tulus akan membersihkan engkau!!!
Jangan sombong,......karena dengan kesombongan Anda siap untuk direndahkan.Saudara, saya sudah membuktikan bahwa ALLAH yang saya kenal benar-benar ada dan nyata. Dia bukan doktrin atau dongeng isapan jempol. Dia adalah Allah yang hadir. Dengarkan Dia, Dia ada dalam Firman-Nya. Mau mengenal Dia? hanya ada satu jalan >>>> terima kebenaran yang Dia sediakan yakni "Kasih Karunia dalam Penebusan". Kita tidak pernah sampai kepada Dia tanpa Penebusan dari Dia. Jika kita percaya kepada-Nya, maka kita percaya juga bahwa Ia sudah mati dan bangkit bagi kita untuk menebus dosa kita. Setelah itu barulah kita layak menerima Roh-Nya yang bekerja di dalam kita. Roh itulah yang membimbing kita menelusuri seluruh bagian Alkitab dan menyatakannya bagi kita. Segala yang najis diungkap dan dibongkar, menuntut kita hidup dalam kekudusan-Nya.
Percayalah Saudara, Saudara perlu ditebus dari dosa dan kenajisan Saudara. Supaya kita layak mendapatkan persekutuan yang sesungguhnya dengan Dia.
PINDAH KERJAKU YANG KEDUA........
Aku memiliki ayah dan ibuku yang sudah lanjut.....mereka tinggal berdua di rumah. Akhir-akhir ini ibu sering jatuh...Aku merasa sangat sedih dan berpikir Aku harus pulang. Tidak ada satu ayatpun di Alkitab yang tidak mengharuskan aku merawat bapa dan ibuku. Jadi aku meyakinkan diri bahwa kami harus pulang ke Kediri. Aku tahu ini akan mengecewakan manajemen perusahaanku, masih ada pekerjaan penilaian kinerja pegawai yang belum selesai. Tetapi apa boleh buat.....aku harus pulang. Aku terus mencari peneguhan dari Tuhan, berdoa dan berpuasa. Namun aku tahu kebutuhanku yang utama, yakni aku perlu pengenalan akan Tuhan lebih dari sebelumnya.
Pikirku : kalau aku mengenal Dia, aku akan selalu dekat dengan Dia, berada dalam maksud dan rencana-Nya selalu. Dan Puji Tuhan, berkat Tuhan berdatangan bagaikan gelombang. Dari hari ke-tiga sampai ke-50 puasaku Dia selalu memberikan kejutan-kejutan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.
Pikirku : kalau aku mengenal Dia, aku akan selalu dekat dengan Dia, berada dalam maksud dan rencana-Nya selalu. Dan Puji Tuhan, berkat Tuhan berdatangan bagaikan gelombang. Dari hari ke-tiga sampai ke-50 puasaku Dia selalu memberikan kejutan-kejutan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.
Berkat yang aku terima sekarang adalah manajemen menyetujui kepulanganku, secara bertahap. Selama 3 hari aku akan bekerja di Batu, dan 3 hari bekerja di Kediri di STIKES. Puji Tuhan, dan Istriku dia mau bersemangat bekerja di STIKES. Itu hari ke-50 berkat yang aku terima dari Tuhan.
No comments:
Post a Comment